Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, SH, MHum, MBA, MH

Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, SH, MHum, MBA, MH
Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, SH, MHum, MBA, MH

Ledakan Penduduk dan Lingkungan Hidup Indonesia (dlm Dr.Hj. Marissa Haque Fawzi, SH, MHum, MBA, MH)

Ledakan Penduduk dan Lingkungan Hidup Indonesia (dlm Dr.Hj. Marissa Haque Fawzi, SH, MHum, MBA, MH)
Ledakan Penduduk dan Lingkungan Hidup Indonesia (dlm Dr.Hj. Marissa Haque Fawzi, SH, MHum, MBA, MH)

Lagu "Hanya Satu Kamu": oleh Ikang Fawzi





Janji Setia & Cinta Ikang Fawzi untuk Marissa Haque Kekasihnya, 1985







Marissa Haque Cover di Majalah Environment

Marissa Haque Cover di Majalah Environment
Meneliti Illegal Logging di Prov. Riau, 2006-2009

Respectable IPB, Bogor

Respectable IPB, Bogor
IPB, Bogor, Marissa Haque Fawzi, Program Doktor, 2009

Untukmu Indonesiaku

Untukmu Indonesiaku
Untukmu Indonesiaku, Marissa Haque Fawzi

Kamis, 15 Oktober 2009

Pesan Bu Dr. Etty Riany pada Marissa Haque: Selamatkan Bumi Dengan Tanganmu

IPB dan Lingkungan Hidup
Hari hari belakangan ini saya merasakan sebuah ‘kemewahan’ luar biasa dan agak ge-er bahwa saya being chosen untuk dapat turut menikmati pendidikan disalah satu kampus terbaik dinegeri ini IPB (Institut Pertanian Bogor). Walaupun disaat SMAN 8 (sekolah unggulan di Jakarta saat itu) saya lulus dari jurusan IPA, namun dengan seribu persen kesadaran penuh saya memilih sebuah fakultas dimana sayapun selalu punya waktu luang untuk shooting film yang menjadi instrumen aktualisasi diri saat itu. Akhirnya pilihan jatuh kepada Fakultas Hukum. Dan sebagai lulusan Fakultas Hukum saya tidak berani bermimpi untuk berdekat-dekatan dengan sebuah universitas yang sangat eksakta semacam IPB ini. Namun, sejarah hidup menetukan lain disaat saya masih duduk sebagai anggota DPR RI melalui suami Ce’ Hetty Koes Endang yang bernama Yusuf Emir Faisal, PhD (DPR RI/Fraksi PKB) dan Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Menteri Kelalutan/PDIP) ditambah dorongan teman sesama kader PDIP asal Jambi Elviana dan Dr. Asep Saefudin, MSc sebagai Purek 4 IPB bidang Pengembangan Usaha saya mencoba ikutan tes masuk program Doktor dan surprisingly lolos pada sekitar tahun 2005.

Ketertarikan saya pada program PSL (Pusat Studi Lingkungan) ini karena memang menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehancuran bumi didepan mata namun pemerintah Indonesia sangat naif didalam mengahadapi semua gejala kehancuran alam oleh keserakahan manusia penguasanya. PSL sebagai satu-satunya jurusan yang “multidisiplin” di IPB, juga menyediakan kelas eksekutif bagi orang-orang sibuk yang ingin tetap mengisi kognisinya dengan bidang keilmuan akademik (resmi) namun terhadang kesibukan waktu kerja dan tanggung jawab sosial lainnya. Saya masuk dikelas eksekutif Jumat dan Sabtu di Kampus Baranangsiang, Bogor ini selain karena memang dihari kerja sibuk sebagai anggota DPR RI, juga karena keuangan saya masih sangat lapang disaat itu. Dikelas tempat saya belajar dengan interior manis ber-air condition seperti sekolahku saat di Ohio, Amerika Serikat dulu adalah juga ruang kelas dimana Presiden SBY bersekolah. Sembari bercanda saya dan teman-teman sekelas sering ikutan gantian duduk ditempat Pak SBY dulu duduk dan mengatakan: ” … aaaah… siapa tahu jadi Presiden juga, atau minimal Menteri deeeeh!” tawa kami sekelas berderai bersahut-sahutan. Namun apakah sedemikian mudah lulus dari PSL-IPB? Hmmm… saya belum ingin menjawabnya pada tulisan pertama terkait IPB ini. Karena saya ingin memulainya dengan yang ringan-manis-lucu, sehingga enak untuk disimpan mengkristal didalam memoriku.

Dr. Etty Riani dari IPB
Tidak semua pengajar – para dosen – yang dapat berfungsi sebagai fasilitator. Sebenarnya hal ini terjadi dimanapun juga baik di IPB maupun kampus lain, dalam hal ini saya sangat yakin. Dari sejumlah pengajar yang dekat dihati – karena yang bersangkutan telah dipindah kejurusan lain di IPB karenanya saya ingin mengekspresikan rasa terimakasih saya kepada yang bersangkutan – adalah Ibu Dr. Etty Riani, Msi. Beliau ahli ikan dan air (limbah cair dan lain sebagainya). Rumahnya di Bogor dilokasi antara kampus Baranangsiang dan Darmaga. Orangnya pintar namun sangat bersahaja serta rendah hati sesuai dengan rata-rata karakter dasar para pengajar di IPB – sweet and tender hearted lecturers. Sudah lama saya tidak bertemu dengan Bu Etty – demikian panggilan sayang kami sekelas untuknya. Terakhir jumpa disekitar akhir tahun lalu saat beliau tampil menjadi salah seorang pembicara pada diskusi ilmiah di Universitas Terbuka, Situ Gintung, Ciputat sekitar 5-10 menit dari rumahku di Pelangi Bintaro. Dengan rasa rindu saya menemui Bu Etty, menjemputnya serta mengajaknya makan Soto Betawi didepan rumahku yang terkenal kelezatannya diseantero Bintaro. Saya sempat duduk sebagai peserta tamu diantara para peserta pada seminar tersebut yang mengangkat topik menarik yaitu tentang Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Kita semua mengetahui bahwa lingkungan kita sekarang sudah benar-benar terancam dan kelestariannya sudah sangat menganggu sehingga dikhawatirkan tidak mampu mewariskannya untuk anak cucu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak kebijakan Indonesia belum menunjukkan keberpihakannya terhadap keseimbangan lingkungan hidup – sustainable developments. Padahal masalah kerusakan lingkungan hidup sudah mencapai batas yang sangat mengkhawatirkan. Nah, pada seminar dengan topik Energi Alternatif Ramah Lingkungan itulah Bu Etty tampil sebagai salah seorang pakar mewakili IPB.

Kapasitas Ibu Dr. Ir. Etty Riani saat itu sebagai Sekretris Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pasca Sarjana IPB. Bu Etty hari ini sudah tidak lagi berada di PSL-IPB, isu santer yang masuk ketelinga kami karena adanya internal politicings didalam jurusan ini. Walau sebagian lagi secara normatif formal mengatakan karena kontrak kerja Bu Etty sudah selesai dan tidak diperpanjang oleh Ketua Bidang Studi (bukan Dekan karena PSL bukan sebuah Fakultas). Beberapa mahasiswa adik kelasku mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka merasa sangat kehilangan seorang sekretaris jurusan yang penuh perhatian dan pembimbing disertasi yang dengan hati ikhlas tanpa pamrih menjalani fungsinya. Jauh dilubuk hati yang terdalam saya merasa teramat-sangat-kelewat prihatin, bahwa berpolitik praktis bukan terjadi hanya sekedar berada digedung DPR RI namun juga hadir didalam respectable kampus seperti IPB.

Kenangan mendalamku kepada Bu Etty adalah ketika kami semua didalam kelas selalu diingatkan agar melakukan tindakan penyelamatan bumi melalui tindakan sekecil apapun dan melalui disiplin ilmu apapun. Jadi bukan sekedar si ahli air (hidrolog) atau si ahli tanah (agronom) semata yang memikul tanggung jawab kelestarian lingkungan hidup namun kami-kami dari jurusan hukum dan ilmu sosial kemasyarakatan lainnya juga punya kewajiban memikul tanggung jawabnya. Terkesan seakan sebuah pemaksaan memang, namun dari sana saya merasakan adanya pembelaan dari seorang sekretaris program terhadap pandangan sinis dan ‘sebelah mata’ anak-anak eksakta terhadap kehadiran kami para mahasiswa pasca sarjana kelas Doktor dari jurusan non-eksakta di PSL-IPB. Rupanya Bu Etty sering dipanggil sebagai saksi ahli bidang ANDAL (Analisan Dampak Lingkungan) dan AMDAL (Ananlisa Mengenai Dampak Lingkungan) dibeberapa pengadilan terkait kasus delik pidana lingkungan hidup. Dan selalunya (sebagaian besar) argumen ilmiah dari Bu Etty dan timnya (sebagian besar dari IPB) dikalahkan dipengadilan hanya karena ‘dugaan’ politisasi hukum dari keuangan yang maha kuasa dari yang ‘diduga’ para pelaku aktif mafia peradilan Indonesia. Inilah concern Bu Etty terhadap penegakan hukum pidana lingkungan hidup di Indonesia dimana IPB sebagai salah satu institusi pendidikan ditanah air yang memiliki jurusan lingkungan hidup belum dapat meneriakkan kebenaran Segi Tiga Munasinghe yang berisi keseimbangan dari ekologi-ekonomi-sosial didalam sebuah kerangka pikir sistemik yang holistik serta integrated.Ibu Doktor Etty Riani adalah “IBU” kami di PSL-IPB.

Posisi Ibu Etty dimasa kami sekelas kuliah tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga penggantinya hari ini. Dari kelompok saya sekelas ada yang sudah lulus, ada yang dipersulit dosen karena ‘diduga’ melakukan delik pidana pemerasan pendidikan, ada yang mulus proses disertasinya karena memiliki keleluasaan finasial dan posisi dikedirjenan tertentu ditanah air, ada yang masih jalan ditempat tidak maju-maju, dan ada yang sedang bersiap menemui Pak Rektor karena hak azazi manusianya (HAM) tidak dilindungi akibat komersialisasi pendidikan oleh oknum tertentu yang secara nyata besinggungan dengan delik pidana pendidikan bilamana secara internal tidak dicarikan jalan keluarnya, dan lain sebagainya.

Harus diakui memang dunia pendidikan ditanah air masih eksklusif dan belum menjadi tempat bagi setiap orang untuk menuntut ilmu. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada seluruh institusi pendidikan ditanah air, dan tanpa melakukan penyeragaman serta tanpa harus menunjuk nama institusi pendidikan tertentu, kita harus mengakui bahwa mafioso pendidikan di Indonesia memang ada dan mereka eksis serta tersebar dimana-mana! Jadi bagaimana kedepannya kita wajib bersikap didalam menghadapi gaya menejemen institusi pendidikan seperti model ini, wa bil khusus terkait dengan UU BHP (Badan Hukum Pendidikan) yang baru saja diketok-palukan namun mendapat respon negatif disana-sini dari seluruh Indonesia.

Selamatkan bumi dengan tanganmu menurut pesan Bu Etty, bagi saya hari ini juga termasuk pesan bagaimana menyelamatkan dunia pendidikan ditanah air yang berada diatas kulit kerak bumi didalam menejemen negara bernama Republik Indonesia. Semoga IPB menjadi salah satu pionir yang berani mengatakan BERANTAS MAFIA PENDIDIKAN di Indonesia!

Yellow Margot

Yellow Margot
Fokus IPB, Biologi dan Sosial, Marissa Haque Fawzi, Program Doktor Lingkungan Hidup, 2009

Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, Mengamati Alam Meracik Model Sistem Lingkungan untuk Indonesia

Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, Mengamati Alam Meracik Model Sistem Lingkungan untuk Indonesia
Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, Mengamati Alam Meracik Model Sistem Lingkungan untuk Indonesia

Modelling Grid of Earth

Modelling Grid of Earth
Modelling Grid of BUMI

Alur Ekologis

Alur Ekologis
Alur Ekologis, PSL, IPB,Marissa Haque

Alur Ekosistem

Alur Ekosistem
Alur Ekosistem

Sempat Mendukung Program Dekan Pasca IPB, Bogor

Sempat Mendukung Program Dekan Pasca IPB, Bogor
Marissa, Haque, Bapak Ismet (Bupati Kab.Tangerang/Pamannya Ikang Fawzi), Dekan Pasca Sarjana IPB, in UMKM Introduction for Mauk in Banten, 2006

Species Dilindungi Toco Toucan

Species Dilindungi Toco Toucan
Marissa Haque, Penggemar Toco Toucan

Catatan Pemekaran Wilayah Indonesia

Catatan Pemekaran Wilayah Indonesia
Politik Indonesia & Laju Kecepatan Kerusakan Lingkungan Hidup