http://202.146.5.33/gayahidup/news/0511/15/123900.htm
K0mpas Cyber Media
Kasus flu burung yang melanda negeri ini rupanya tak membuat Marissa Haque, mantan bintang film yang kini jadi anggota dewan itu, gentar. Ia belakangan bahkan getol berkampanye agar masyarakat tak usah takut dengan makan ayam.
Belum lama ini, Marisa Haque bertandang ke Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengunjungi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, di Kampus IPB Darmaga. Di sana ia bertemu para ahli yang berkompeten untuk membahas masalah flu burung.
Modal informasi inilah yang kemudian diharapkan bisa turut menyosialisaikan kepada masyarakat agar tidak terlalu berlebihan dalam menanggapi kasus flu burung.
Diakui Icha, begitu ia akrab disapa, kasus flu burung memberi dampak terhadap banyak pihak. "Lihat saja, karena kasus itu, banyak orang yang ogah makan ayam. Inilah yang kemudian banyak para peternak ayam yang usahanya mulai keteteran," katanya.
Kondisi inilah yang kemudian menggerakkan niat Icha untuk ikut berkampanye agar publik tidak takut makan ayam, terlebih bila ayam tersebut sehat dan tidak berpenyakit. "Jangan khawatir. Masyarakat jangan terlalu berlebihan dalam menanggapinya," ujarnya di Laboratorium Patologi FKH-IPB.
Yang terpenting dalam hal ini, lanjut Icha, masyarakat, terlebih ibu-ibu rumah tangga, agar memasak ayam dalam kondisi yang matang. "Makan ayam itu aman, jika dimasak dengan panas 80 derajat Celcius dengan lama minimal 5 menit, bakteri dan segala penyakit termasuk virusnya akan mati. Jangan sampai tidak makan ayam, loh," kata istri rocker Ikang Fawzi itu berpromosi.
Menurut dia, kejadian flu burung yang marak diberitakan oleh media massa perlu diwaspadai, karena mungkin menyangkut pertahanan dan keamanan negara Indonesia.
"Saya sebagai perempuan dan juga ibu rumah tangga serta juga sebagai mahasiswa IPB (saat ini Marissa Haque sedang studi S-3 di IPB-Red) melihat hal ini sebagai ancaman bagi pertahanan dan keamanan kita," ujar Icha.
"Jadi, pertahanan bukan hanya membeli senjata seperti rudal, peluru dan lain-lain. Namun bisa juga menyangkut pangan, yang hakiki bisa mempengaruhi rumah tangga, di mana di dalamnya terdapat sanak famili dan keluarga, yang berkembang menjadi suatu bangsa," paparnya.