Dr.Hj. Marissa Haque Ikang Fawzi, SH, MHum, MBA, MH
Ledakan Penduduk dan Lingkungan Hidup Indonesia (dlm Dr.Hj. Marissa Haque Fawzi, SH, MHum, MBA, MH)
Lagu "Hanya Satu Kamu": oleh Ikang Fawzi
Janji Setia & Cinta Ikang Fawzi untuk Marissa Haque Kekasihnya, 1985
Kamis, 04 Februari 2010
IPB sekarang telah menjadi World Class University: Marissa Haque
World Class Bogor Agricultural University
Doa ikhlasku untuk IPB yang sekarang telah menjadi World Class University:
Sebagai salah satu mahasiswa pasca yang pernah merasakan keberuntungan mendapatkan kesempatan 'memulung' ilmu di salah satu respectable university Civitas Academica IPB, saya Marissa Grace Haque mengucapkan selamat serta rasa syukur dan bangga oleh karena keberhasilannya mengangkat 'derajat' dari tempat yang dulunya semata diperuntukkan sebagai bagian dari Universitas Indonesia untuk jurusan Pertanian itu menjadi sebuah entitas pendidikan baru dengan multi-disiplin bidang keilmuan.
Sebagai salah satu institusi pendidikan senior nan terhormat di Indonesia, IPB hari-hari belakangan ini tengahmempertaruhkan nama baiknya. Jokes yang beredar selama ini mengatakan, bahwa dari IPB para alumninya hebat-hebat karena mereka tersaring dari yang paling cerdas pada saat awal diterima sebagai mahasiswa, namun IPB tak lain tak bukan hanya sekedar 'institut pleksibel banget.' Maksudnya adalah bahwa seluruh bidang keilmuan dunia mampu dikerjakan oleh para alumninya yang memiliki standar kemampuan kognisi yang terbukti-teruji diatas rata-rata itu, semisal: (1) perbankan; (2) jusnalistik; (3) kesehatan; (4) industri pendidikan; (5) bahkan banyak yang menjadi Dirjen dibeberapa departemen teknis maupun kementrian negara, menjadi Menteri Negara RI dan bahkan ada yang menjadi Presiden RI. Namun justru mereka yang dirujuk sebagai manusia hebat Indonesia tidak mengerjakan/jarang secara fokus-serius mengerjakan sesuatu didalam bidang yang menjadi core competence mereka sendiri--yaitu bidang pertanian!
Nah sejauh telah banyak menelurkan banyak ahli pada bidangnya masing-masing, kedepannya dengan segala kerendahan hati saya yang bukan siapa-siapa ini hanya ingin melihat IPB mampu menjadi yang terdepan. Bukan lagi sekedar merebut posisi/kedudukan Menteri Pertanian belaka, namun juga signifikansinya terhadap kontribusi dalam bidang sistem pertanian berkelanjutan dari hulu sampai hilir yang berbasis kepada pemerataan pembangunan serta distribusi kesejahteraan bagi keluarga petani.
Dengan harapan bahwa kedepannya, keluarga petani yang merupakan bagian terbesar anak bangsa negeri ini bukan lagi sekedar menjadi pelengkap bidang pertanian atau sekedar menjadi buruh tani belaka. Namun mereka mampu bersuara lantang bahwa mereka mampu bertransformasi menjadi bagian dari terciptanya kedaulatan pangan di Indonesia. Dimana pangan bukan lagi sekedar milik sekelompok kecil elit tertentu yang sekedar bertahan dari gempuran faktor eksternalitas tak terkendali lemabaga donor dunia, yang terdiri dari: (1) IMF; (2) World Bank; dan (3) WTO. Padahal merekalah sesungguhnya para aktor dari faktor eksternalitas tersebut.
Doa ikhlasku, Marissa Grace Haque Fawzi.
Doa ikhlasku untuk IPB yang sekarang telah menjadi World Class University:
Sebagai salah satu mahasiswa pasca yang pernah merasakan keberuntungan mendapatkan kesempatan 'memulung' ilmu di salah satu respectable university Civitas Academica IPB, saya Marissa Grace Haque mengucapkan selamat serta rasa syukur dan bangga oleh karena keberhasilannya mengangkat 'derajat' dari tempat yang dulunya semata diperuntukkan sebagai bagian dari Universitas Indonesia untuk jurusan Pertanian itu menjadi sebuah entitas pendidikan baru dengan multi-disiplin bidang keilmuan.
Sebagai salah satu institusi pendidikan senior nan terhormat di Indonesia, IPB hari-hari belakangan ini tengahmempertaruhkan nama baiknya. Jokes yang beredar selama ini mengatakan, bahwa dari IPB para alumninya hebat-hebat karena mereka tersaring dari yang paling cerdas pada saat awal diterima sebagai mahasiswa, namun IPB tak lain tak bukan hanya sekedar 'institut pleksibel banget.' Maksudnya adalah bahwa seluruh bidang keilmuan dunia mampu dikerjakan oleh para alumninya yang memiliki standar kemampuan kognisi yang terbukti-teruji diatas rata-rata itu, semisal: (1) perbankan; (2) jusnalistik; (3) kesehatan; (4) industri pendidikan; (5) bahkan banyak yang menjadi Dirjen dibeberapa departemen teknis maupun kementrian negara, menjadi Menteri Negara RI dan bahkan ada yang menjadi Presiden RI. Namun justru mereka yang dirujuk sebagai manusia hebat Indonesia tidak mengerjakan/jarang secara fokus-serius mengerjakan sesuatu didalam bidang yang menjadi core competence mereka sendiri--yaitu bidang pertanian!
Nah sejauh telah banyak menelurkan banyak ahli pada bidangnya masing-masing, kedepannya dengan segala kerendahan hati saya yang bukan siapa-siapa ini hanya ingin melihat IPB mampu menjadi yang terdepan. Bukan lagi sekedar merebut posisi/kedudukan Menteri Pertanian belaka, namun juga signifikansinya terhadap kontribusi dalam bidang sistem pertanian berkelanjutan dari hulu sampai hilir yang berbasis kepada pemerataan pembangunan serta distribusi kesejahteraan bagi keluarga petani.
Dengan harapan bahwa kedepannya, keluarga petani yang merupakan bagian terbesar anak bangsa negeri ini bukan lagi sekedar menjadi pelengkap bidang pertanian atau sekedar menjadi buruh tani belaka. Namun mereka mampu bersuara lantang bahwa mereka mampu bertransformasi menjadi bagian dari terciptanya kedaulatan pangan di Indonesia. Dimana pangan bukan lagi sekedar milik sekelompok kecil elit tertentu yang sekedar bertahan dari gempuran faktor eksternalitas tak terkendali lemabaga donor dunia, yang terdiri dari: (1) IMF; (2) World Bank; dan (3) WTO. Padahal merekalah sesungguhnya para aktor dari faktor eksternalitas tersebut.
Doa ikhlasku, Marissa Grace Haque Fawzi.